Monday, November 24, 2008

Kematian

" Ada kota yang indah cerah,
nampaklah bagi mata iman:
rumah Bapa di sorga baka
bagi orang yang sudah menang..."

Lagu itu mengalun minggu ini di kebaktian gerejaku. Minggu ini diperingati Minggu Ujung Taon Parhuriaon atau Minggu Penghujung Tahun Gereja sekaligus memperingati jemaat yang telah meninggal setahun belakangan.
Nama-nama mereka dibacakan. Ada 18 orang yang semuanya orang tua berkisar 50 tauan ke atas. Pendeta bilang mereka sudah pulang. Mereka sudah menang...
Dulu saat memikirkan kematian yang terbayang itu horor. Hehe.. serem lagi. Kalo aku mati wah gawat.. gila.. dosa segini banyak. Cem mana masuk sorga. Gak mau ahh.. Ntar-ntar aja dah.
Ntar kapan?
Ya entar pas aku dah siap....
Kapan?
Ihh.. kok ngeyel.. ya kapan-kapan..hihi..:)
Kemudian disaat umur makin tua *behh.. nyadar juga akhirnya:p* dan akan pengenalan akan Bapa, persepsi saya akan kematian berubah total..
Buat saya sekarang kematian itu adalah hari kelulusan. The day when i over it all my times in this world. Dunia tempat dimana saya untuk belajar. Tempat ngulang pelajaran yang itu-itu terus dan mesti lulus kalo gak, ya gak bisa naik level. Tempat transit. Tempat yang fana. Dan yang pasti tempat dimana saya merindukan tempat saya yang sebenarnya. Kingdom of Heaven...
Aku anak perantauan dan aku tau gimana kangennya pulang kampung. Aku juga baru wisuda dan tau gimana akhirnya menyelesaikan S1 ku.
Hmm..aku rasa waktunya ntar aku pulang dan menerima hadiah kelulusan akan jauhhhhhhhhhhh dari yang aku rasakan didunia ini.
Sementara pendeta memberi kotbah, mataku terpaku abis pada salah satu ayat hari ini:
"And God will wipe away every tear from their eyes; there shall be more death, nor sorrow, nor crying. There shall be more pain, for the former things have passed away"
*Revelation 21:4*

Ahh..sesungguhnya aku sangat menantikan hari itu:)
Tapi yah.. sepertinya aku masih remedial lagi. Sepertinya seorang Ernita J. Sihotang masih harus belajar.
Hehe..
Namun.. meskipun hari-hariku ditempatku berpijak saat ini masih seperti rumput, seperti bunga dipadang yang tidak ada lagi apabila angin melintasinya, akan ada masa dimana aku akan pulang. Benar-benar pulang ketempat yang kekal. Bersama Bapaku..
Jadi, jika aku percaya, apakah kamu juga percaya kita akan berjumpa disana?

Medan, 23 November 2008