Wednesday, March 31, 2010

When You Come Home

-- Billy Gilman --

My first day of recess
They all laughed at me
When I fell off the swing set
And scraped up my knee

The nurse called my Momma
To say I'd be late,
And when she gave me the phone
I could hear Momma say
"I'm so sorry, son.
Oh I think you're so brave"

And she was smiling when she said:

When you come home,
No matter how far,
Run through the door
And into my arms
It's where you are loved,
It's where you belong
And I will be here
When you come home

I waved good-bye through the window
As I boarded the plane
My first job in Houston
Was waiting for me

I found a letter from Momma
Tucked in my coat
And as I flew down the runway
I smiled when she wrote:
I'll miss you, son,
You'll be so far away

And I'll be waiting for the day

When you come home
No matter how far,
Run through the door
And into my arms
It's where you are loved,
It's where you belong,
And I will be here
When you come home

I don't think
She can hear you now,
The doctor told me
Your mother is fading,
It's best that you leave

So I whispered,
I love you
And then turned away.
But I stopped at the door
When I heard Momma say,
I love you, son,
But they're calling me away

And promise me before I go

When you come home,
No matter how far,
Run through the door
And into my arms;
It's where you are loved,
It's where you belong,
And I will be here
When you come home,
When you come home.

Monday, March 29, 2010

Sekali Lagi Tentang Mengampuni



Tadi pagi seorang teman curhat ke aku tentang pergumulannya soal pengampunan. Dia baru-baru ini mengalami kekecewaan sama beberapa orang dan berbuntut pada kepahitan. Ujung-ujungnya hubungan dia sama Tuhan kurang baek. Doanya mulai gak bener.
Teman aku trus cerita kalo Minggu kemarin dia kebaktian dan temanya tentang 'Pengampunan'. Disaat sang Pendeta bertanya kepada siapa saja yang memiliki kebencian kepada seseorang berdoa untuk melepas pengampunan kepada orang yang dibenci itu. Teman aku sambil nangis, menyebutkan satu persatu orang yang ia benci dan berdoa memberi pengampunan bagi mereka.
Ia menambahkan kalau pagi itu ia disapa salah satu orang yang dulunya yang bikin eneg itu dan ia merasa biasa aja. Ia menegur balik dan merasakan hatinya terasa ringan.
Sekali lagi tentang mengampuni... =)
Sebagai orang yang cukup dekat dengannya, aku tau orang2 yang ia maafkan itu emang ngeselin. Ihh.. pokoknya aku ikut-ikutan emosi dah waktu tau perbuatan mereka. Jadi yah akunya juga suka kesel gitu liat orang2 itu meski yang bermasalah itu temen aku. Yah.. namanya temen kali ya *esp. cewe;)* yang suka ketularan kesel dari temennya meski ia tidak terlibat.
Jadi waktu dia cerita dia sudah memaafkan dan melepas pengampunan, giliran aku yang mikir dalem. Hohh.. ia ya.. Ngapain aku lama2 kesel sama mereka juga. Bukankah kata-kata 'Mengampuni itu pilihan' sudah lama terpatri diotak aku???? Trus kenapa aku gak bereaksi yak?
Saat orang berkata mengampuni itu susah *terutama yang sudah berakar subur*, menurut aku bukan soal susah apa kagak. Sekarang kamunya mau kagak?? Kamunya emang mau mengampuni dan membebaskan diri kamu sendiri gak? Atau lebih memilih memendam dan menjadikannya berakar kuat trus jadi racun buat hidup kamu.
Semuanya pilihan...
Dan kamu bebas memilih
Erni bebas memilih ;)

Bandung, 29 Maret 2010

*gambar dipinjem dari : www.sacredspiraldance.com*

Friday, March 19, 2010

Berdiam Diri Sejenak

Saat kata-kata terdengar begitu menyakitkan
Saat amarah mulai meledak tak terkendali
Saat dunia terasa tidak adil
Saat seorang pun tidak mendengar kau bicara
Saat keberadaanmu tidak dianggap ada
Saat orang yang kau percayai menusukmu dari belakang
Saat kau tidak mengerti apa yang terjadi
Saat kau tidak menemukan alasan-alasan
Saat semua terasa jauh dan berbeda
Saat isi kepalamu terasa penuh dan sumpek
Saat melodi lama tak terdengar indah
Saat tawa mulai terlupakan

Berdiam dirilah sejenak...
jangan biarkan emosimu menguasai keadaan
Ambillah waktu untuk sekedar menarik nafas dan memejamkan mata

Saat detak jantungmu terasa ringan
Kembalilah..
Dan lihatlah apa yang terjadi
Katakan apa yang memang harus kau katakan
Namun jangan lupa
Untuk tetap mendengar apa yang seharusnya kamu dengar...

Bandung, 19 Maret 2010

Wednesday, March 10, 2010

Si Receh Si Penyelamat

Hehe.. judulnya keliatan aneh ya..
Tau kan uang recehan. Itu loh logam senilai cepek, gopek yang kecil-kecil warna perak tau emas yg sering ada di kantong terkecil di dompet kamu. Kebangetan dah kalo gak tau.

Ayo berimajinasi..;)
Andai ada yang nawarin kamu selembar uang senilai 100 ribu atau recehan senilai 100 ribu.
Mana yang kamu pilih?

Kalau aku jelas milih yang selembar aja. Lah.. kan nilainya sama kan. Udah gitu praktis lagi masuk dompet. Kalo yang recehan mah bikin repot. Kebanyakan tuh. Itu isi celengan siapa yak sampai segitu banyaknya? hehe

Setiap aku jajan atau belanja, recehan bukan sesuatu yang terlalu penting aku jaga. Sejujurnya *doh.. belagu:p*. Biasanya aku langsung masukin ke saku celana atau saku tas aja. Ke dompet agak jarang. Repot soalnya. Apalagi pas antri, menurut aku ngebutuhin waktu lebih lama ngemasukinnya dibandingkan uang yg versi kertas.

Lalu sampailah suatu peristiwa yg cukup membuat deg2an.. hehe..

Gini ceritanya. Tadi pagi as usual aku naik angkot ke sekolah. Wah kalo da pewe di angkot aku bisa gak merhatiin orang disamping aku apa aku kenal atau enggak. Pokoknya liat pemandangan jalanan. Iseng-iseng ngitung detik per detik lampu ijo, liat merek-merek mobil yg lewat atau liat langit mendung apa kagak. Pokoknya bengong dah. Hehe..
Trus sampailah di dekat UNPAR *samping sekolah* aku ingat keluarin ongkos. Dannn nyadar akan perbuatan yg aku lakukan semalam sebelum mandi yg ceritanya ngebongkar isi tas. Buseeetttt.. aku udah ngeluarin duit aku semua termasuk yg dari dompet.
Adoh.. adoh.. mati aku.. mati aku.. gitu ngejerit2 dalam hati. Mata aku lirik kanan kiri sapa tau ada yg kenal. GAK ADA!!! Yang ada cuman anak2 SMA dari sekolah aku. Adoww.. malu banget kalo ketauan salah satu staff sekolahnya kagak punya duit bayar ongkos :((

Untungnya depan sekolah suka macet jadi kepanikan dapat diminimalisasi untuk memutar otak. Aku ngebuka kantong2 kecil tas dan menemukan recehan 2 keping. Ada sedikit harapan :) Trus aku bongkar dompet aku. THANK GOD.. ternyata ada sejumlah recehan lagi. Paass banget nemunya saat angkot berhenti di halte depan sekolah. Fiuhh..:)

Aku turun dan nyerahin recehan-recehan itu sama si sopir dengan tersenyum senang. Sesuatu yg jarang aku lakukan. Ehehe.. biasanya aku langsung kasih trus ngeloyor pergi takut telat. Boro2 senyum, udah untung gua kasih ongkos, gitu pikir aku. Ckk..ckk..

Hari ini aku belajar kalo nilai yg tampak kecil dan remeh dapat menyelamatkan aku di situasi sulit *plus memalukan :)* Gak lagi-lagi dah sembarangan naruh duit seberapapun nilainya...:)

Bandung, 10 Maret 2010

Monday, March 08, 2010

Tuhan Yang Masih Merenda


Belakangan ini ada lagu yang kerap aku nyanyikan. Judulnya 'Pelangi Kasih'.
semalam pulang gereja, sayup2 mengiringi jemaat melangkah keluar ruangan, lagu itu lagi2 terdengar. Rasanya damaaaiii banget tiap denger ini lagu..

Lirik lagunya yang paling ngena itu,
'Tangan Tuhan sedang merenda
Suatu karya yang agung mulia..'

Kayaknya udah gak keitung banyaknya aku meragukan apa yang sedang Ia kerjakan. Ada saat-saat dimana otak aku sumpek, hati aku bete juga badan yang capek membuat aku nanya mulu, 'Dikau kemana aja sih Tuhan?'; 'Are U still there?'; 'Did U see that God?' dan seabrek pertanyaan kurang ajar lainnya.

Saat keadaan serasa di taman berbunga nan bermandikan cahaya mentari, rasanya mudah menerima karya yang sedang Ia renda, tapi kalo da ngerasa di neraka. Behh.. boro2 inget Tuhan, masih untung ingat nama sendiri. hehe..

Untunglah Tuhan itu gak kayak saya :)

Soalnya kalo aku Tuhan punya anak yang sifatnya kurang ajar kayak aku, behhh.. dah dari dulu2 aku lenyapin.. Hehe.. sadis? Kagak!! Enak aja.. Ya.. suka-suka gua dong. Gua yang nyiptain, ya idup mati elo ya terserah gua.

Gubraakksss.. :p

Untunglah Tuhan tau dan mengerti lebih dari aku sendiri. Lebih dari apa yang ku pikirkan dan lebih dari keadaan terburuk maupun terbahagia sekalipun.
Dia sungguh-sungguh tau...

Dan saat mata, pikiran dan hatiku nyadar akan karya yang Ia renda, mulut aku akan melongo dan pada akhirnya bilang 'ohhh.. :o jadi gitu ya Tuhan maksud Dikau'.
Aku tau yang Dia lakukan pada akhirnya selalu yang terbaik...

Bandung, Maret 2010

Buat hati yang sering sekeras batu dan pikiran yang amat terbatas...
Hati seorang Ernita..
Need to learn more :)

Tuesday, March 02, 2010

Miracle of the Moment


-- Steven Curtis Chapman --

It’s time for letting go
All of our if only’s
‘Cause we don’t have a time machine
And even if we did
Would we really want to use it?
Would we really want to go change everything?
‘Cause we are who and where and what we are for now
And this is the only moment we can do anything about

Chorus:
So breathe it in and breathe it out
Listen to your heartbeat
There’s a wonder in the here and now
It’s right there in front of you
And I don’t want you to miss
The miracle of the moment

There’s only one who knows
What’s really out there waiting
In all the moments yet to be
And all we need to know
Is He’s out there waiting
To Him the future’s history
And He has given us a treasure called right now
And this is the only moment we can do anything about
And if it brings you tears

Then taste them as they fall
And let them soften your heart
And if it brings you laughter
Then throw your head back
And let it go, let it go
You gotta let it go
Listen to your heartbeat