When you have to listen something that you dont want to
When things happen beyond your expectation
When you lost and blind
When you just sense imperfection
When ability becomes useless
When you have no one
When you have no clue about life itself...
Monday, January 23, 2012
Saturday, January 07, 2012
From Holiday
Finally..tomorrow will be
the day..
I started my holiday as
first semester has finished in December 22nd, 2011. I remember how I felt, I
was so happy to know that I would spend my holiday, off from work stuff and out
from Bandung just for awhile. Hehehe.. Yep..yep..yep.. I was in Yokyakarta
until December 28th.
Whoaaa.. I love holiday
:D
This was something that I
really look forward into before, because of the hectic feeling both physic and
mental situation ;p
I screamed to myself “Holiday..pleaseee..pleaseeee...
come to me ASAP T.T ”
I wanted to break so bad
Faraway from what I’ve
done here
Retreat please :S
But actually it doesn’t
mean I dont like my job anyway. I just feel fed up for awhile *.*
If you do things again
and again with there is no such even little things difference toward yourself,
Im sure you want to walk away for awhile and asking yourself what happened.
It happens to me...
When I really want to go
from where Im standing on now, I know there is something in myself that I
should find the answer.
So, here I am.. Out from
the city Im living. Watching and feeling so many new experiences. Relaxing and finding
the missing pieces from the start J
Today
is Saturday and tomorrow is Sunday ;p
And
tomorrow I’ll be back to Bandung again, because second semester is going to
start on Monday. Am I happy? Uh yeah.. I miss my cutie 15 students J but.. there is always the other side, sniff.. I have to arrange my
wake up hours correctly again L
No more sleeping late again and no more wake up whenever I want.
Thank
you for this wonderful holiday. I’ve learnt a lot J
New
semester, new spirit and new hope.. Fighting \^o^/
Monday, January 02, 2012
2012 : Dream Again :)
Mengawali tahun 2012 ini, aku mengingat banyak hal yang belum aku lakukan di tahun-tahun yang lalu. Alasannya? Banyaaak ;p
Tapi intinya lebih ke ragu-ragu :(
Beberapa minggu yang lalu aku baca buku dari Tommy Barnett yang berjudul Dream Again, yang berisi rangkaian tentang mimpi-mimpinya.
Berikut prolognya:
Impian...
Ijinkan aku untuk tetap bermimpi.. berpengharapan.. berserah..
Menggerakkan seluruh indra dan melihat karya-Mu
Tahun 2012 aku percaya, Kau tetap ada disana :)
Tapi intinya lebih ke ragu-ragu :(
Beberapa minggu yang lalu aku baca buku dari Tommy Barnett yang berjudul Dream Again, yang berisi rangkaian tentang mimpi-mimpinya.
Berikut prolognya:
Dunia sudah dibentuk dan
diubah oleh impian-impian dan banyak visi dari tiap generasi umat manusia.
Impian, atau visi, atau harapan, dan idaman sudah menjadi faktor pendorong bagi
banyak terwujudnya penemuan-penemuan besar didunia sepanjang zaman.
Christopher Colombus memiliki
sebuah impian – ia memvisikan sebuah negeri baru yang akan dipersembahkannya
kepada Tuhan. Henry Ford memiliki impiannya sendiri – sebuah mobil yang bisa
dimiliki oleh semua orang. Marthin Luther King pun memiliki impian besar –
sebuah bangsa yang akan mempersatukan berbagai macam ras dan semua keyakinan.
Daftar para “pemimpi” dengan
berbagai visi mereka yang telah mengubah dunia ini tidak ada habisnya. Kita
akan menjadi umat yang berbudaya, tidak berpendidikan, dan bahkan tidak
bertobat kepada Kristus tanpa kehadiran para pemimpi yang telah mendahului
kita.
Anda tidak akan pernah tahu
apa yang sebenarnya bisa anda wujudkan kalau anda tidak pernah punya visi atau
impian. “Bila tidak ada wahyu (visi)”, kata Alkitab, “menjadi liarlah rakyat.”
(Amsal 29:18). Bangsa-bangsa akan binasa. Kota-kota akan musnah. Gereja-gereja
akan hilang. Tanpa impian, pengharapan
akan mati.
Mengapa anak-anak muda lari ke
obat-obat bius, padahal mereka tahu bahwa obat-obat itu bisa membunuh mereka?
Mengapa mereka memilih menjadi preman jalanan, padahal mereka tahu bahwa gaya
hidup preman akan merusak masa depan mereka dan keluarganya? Mengapa orang lari
ke minuman keras? Ke kejahatan? Bahkan bunuh diri? Mereka meninggalkan
kehidupan dan kesehatan karena mereka sudah kehilangan pengharapan.
Orang tidak memiliki
pengharapan karena mereka sudah kehilangan semua visi dan impian mereka.
Kejenuhan bukan disebabkan oleh terlalu banyak bekerja; kejenuhan datang dari
hilangnya visi atau impian.
Sebagai anak-anak pilihan
Tuhan, kita harus hati-hati dengan impian. Kita tidak boleh mengejar
harapan-harapan kosong atau fantasi yang hanya memuaskan egoisme, nafsu, atau
keserakahan kita sendiri. Sebagai murid-murid Kristus Yesus, kita ingin agar Ia
menaruh impianNya dan harapanNya dalam hati kita.
Bagaimana anda bisa tahu bahwa
impian anda berasal dari Tuhan? Untuk memastikan hal itu, paling tidak ada tiga
pertanyaan yang bisa anda tanyakan pada diri sendiri.
Pertama, Apakah impian itu lebih besar daripada anda sendiri? Kalau impian
itu lebih besar daripada kemampuan anda untuk bisa mewujudkannya, berarti
impian itu dari Tuhan, dan Tuhanlah yang akan mendapat kemuliaan. Kita perlu
membiarkan anak-anak Tuhan memiliki impian besar. Kadang-kadang kita mendengar
saudara seiman kita memiliki sebuah visi untuk mewujudkan sesuatu yang sangat
besar. Lalu dalam hati kita berkata, kuharap Tuhan mau merendahkan hatinya. Itu
suatu kemunduran yang tidak mendukung. Umat pilihan Allah harus menjadi
pemimpi-pemimpi terbesar di dunia. Yesus mengutus keduabelas muridnya yang
kenyataannya adalah “orang-orang kecil” itu untuk mengabarkan injil ke seluruh
muka bumi, dan mereka sudah melakukannya. Kenapa kita tidak berpengharapan
begitu?
Kedua, dapatkah anda melupakannya? Impian bisa menyesatkan. Impian itu
hilang begitu saja. Anda menjadi kecewa, dan mulailah keraguan muncul.
Orang-orang tidak ada yang mendukung anda; bahkan mereka berusaha memojokkan
anda. Akhirnya anda menyerah dan meninggalkan impian itu – tetapi kalau memang
berasal dari Allah, impian itu tidak akan meninggalkan anda! Anda mungkin
bahkan akan berusaha menghindarinya, tetapi genggamannya terhadap diri anda
terlalu kuat.
Ketiga, bersediakah anda mati demi impian itu? Bersediakah anda menyerahkan
hidup anda, atau bahkan yang lebih sulit daripada itu – menyerahkan kehidupan
anak-anak anda demi impian itu? Aku teringat bahwa Allah begitu mengasihi dunia ini, sehingga Ia memberikan AnakNya
(Yohannes 3:16).
Apakah anda punya impian? Satu
hal yang kita tahu adalah bahwa jalanNya bukanlah jalan kita. Tetapi Ia sudah
berjanji “akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu” (Mazmur 37:4)
kalau kita mau mempercayakan semua
kepadaNya. Itulah yang Tuhan sudah lakukan dalam kehidupan para “pemimpi”.
Itulah yang sudah dilakukannya bagiku. Dan itu juga yang akan dilakukanNya bagi
anda.
Ijinkan aku untuk tetap bermimpi.. berpengharapan.. berserah..
Menggerakkan seluruh indra dan melihat karya-Mu
Tahun 2012 aku percaya, Kau tetap ada disana :)
Subscribe to:
Posts (Atom)