Monday, January 02, 2012

2012 : Dream Again :)

Mengawali tahun 2012 ini, aku mengingat banyak hal yang belum aku lakukan di tahun-tahun yang lalu. Alasannya? Banyaaak ;p
Tapi intinya lebih ke ragu-ragu :(

Beberapa minggu yang lalu aku baca buku dari Tommy Barnett yang berjudul Dream Again, yang berisi rangkaian tentang mimpi-mimpinya.

Berikut prolognya:


Dunia sudah dibentuk dan diubah oleh impian-impian dan banyak visi dari tiap generasi umat manusia. Impian, atau visi, atau harapan, dan idaman sudah menjadi faktor pendorong bagi banyak terwujudnya penemuan-penemuan besar didunia sepanjang zaman.
Christopher Colombus memiliki sebuah impian – ia memvisikan sebuah negeri baru yang akan dipersembahkannya kepada Tuhan. Henry Ford memiliki impiannya sendiri – sebuah mobil yang bisa dimiliki oleh semua orang. Marthin Luther King pun memiliki impian besar – sebuah bangsa yang akan mempersatukan berbagai macam ras dan semua keyakinan.
Daftar para “pemimpi” dengan berbagai visi mereka yang telah mengubah dunia ini tidak ada habisnya. Kita akan menjadi umat yang berbudaya, tidak berpendidikan, dan bahkan tidak bertobat kepada Kristus tanpa kehadiran para pemimpi yang telah mendahului kita.
Anda tidak akan pernah tahu apa yang sebenarnya bisa anda wujudkan kalau anda tidak pernah punya visi atau impian. “Bila tidak ada wahyu (visi)”, kata Alkitab, “menjadi liarlah rakyat.” (Amsal 29:18). Bangsa-bangsa akan binasa. Kota-kota akan musnah. Gereja-gereja akan hilang. Tanpa impian, pengharapan akan mati.
Mengapa anak-anak muda lari ke obat-obat bius, padahal mereka tahu bahwa obat-obat itu bisa membunuh mereka? Mengapa mereka memilih menjadi preman jalanan, padahal mereka tahu bahwa gaya hidup preman akan merusak masa depan mereka dan keluarganya? Mengapa orang lari ke minuman keras? Ke kejahatan? Bahkan bunuh diri? Mereka meninggalkan kehidupan dan kesehatan karena mereka sudah kehilangan pengharapan.
Orang tidak memiliki pengharapan karena mereka sudah kehilangan semua visi dan impian mereka. Kejenuhan bukan disebabkan oleh terlalu banyak bekerja; kejenuhan datang dari hilangnya visi atau impian.
Sebagai anak-anak pilihan Tuhan, kita harus hati-hati dengan impian. Kita tidak boleh mengejar harapan-harapan kosong atau fantasi yang hanya memuaskan egoisme, nafsu, atau keserakahan kita sendiri. Sebagai murid-murid Kristus Yesus, kita ingin agar Ia menaruh impianNya dan harapanNya dalam hati kita.
Bagaimana anda bisa tahu bahwa impian anda berasal dari Tuhan? Untuk memastikan hal itu, paling tidak ada tiga pertanyaan yang bisa anda tanyakan pada diri sendiri.
Pertama, Apakah impian itu lebih besar daripada anda sendiri? Kalau impian itu lebih besar daripada kemampuan anda untuk bisa mewujudkannya, berarti impian itu dari Tuhan, dan Tuhanlah yang akan mendapat kemuliaan. Kita perlu membiarkan anak-anak Tuhan memiliki impian besar. Kadang-kadang kita mendengar saudara seiman kita memiliki sebuah visi untuk mewujudkan sesuatu yang sangat besar. Lalu dalam hati kita berkata, kuharap Tuhan mau merendahkan hatinya. Itu suatu kemunduran yang tidak mendukung. Umat pilihan Allah harus menjadi pemimpi-pemimpi terbesar di dunia. Yesus mengutus keduabelas muridnya yang kenyataannya adalah “orang-orang kecil” itu untuk mengabarkan injil ke seluruh muka bumi, dan mereka sudah melakukannya. Kenapa kita tidak berpengharapan begitu?
Kedua, dapatkah anda melupakannya? Impian bisa menyesatkan. Impian itu hilang begitu saja. Anda menjadi kecewa, dan mulailah keraguan muncul. Orang-orang tidak ada yang mendukung anda; bahkan mereka berusaha memojokkan anda. Akhirnya anda menyerah dan meninggalkan impian itu – tetapi kalau memang berasal dari Allah, impian itu tidak akan meninggalkan anda! Anda mungkin bahkan akan berusaha menghindarinya, tetapi genggamannya terhadap diri anda terlalu kuat.
Ketiga, bersediakah anda mati demi impian itu? Bersediakah anda menyerahkan hidup anda, atau bahkan yang lebih sulit daripada itu – menyerahkan kehidupan anak-anak anda demi impian itu? Aku teringat bahwa Allah begitu mengasihi   dunia ini, sehingga Ia memberikan AnakNya (Yohannes 3:16).
Apakah anda punya impian? Satu hal yang kita tahu adalah bahwa jalanNya bukanlah jalan kita. Tetapi Ia sudah berjanji “akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu” (Mazmur 37:4) kalau kita  mau mempercayakan semua kepadaNya. Itulah yang Tuhan sudah lakukan dalam kehidupan para “pemimpi”. Itulah yang sudah dilakukannya bagiku. Dan itu juga yang akan dilakukanNya bagi anda.

Impian...
Ijinkan aku untuk tetap bermimpi.. berpengharapan.. berserah..
Menggerakkan seluruh indra dan melihat karya-Mu

Tahun 2012 aku percaya, Kau tetap ada disana :)

0 comments:

Post a Comment

Tell me..